UMKM Kue Manfaatkan Media Sosial untuk Naik Kelas

Pobesito.com, Indonesia – Dunia kuliner Indonesia semakin semarak dengan kehadiran UMKM kue tradisional dan modern yang kini aktif memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnis.
Dari klepon, kue lapis legit, sampai brownies dan korean cake — semua kini punya ruang yang sama untuk tampil di linimasa digital.

Fenomena ini menandai perubahan besar cara UMKM kuliner memasarkan produknya. Dulu, pelanggan datang dari mulut ke mulut; kini, satu video TikTok atau unggahan Instagram bisa membawa ribuan pesanan. neraka33

“Media sosial telah menjadi etalase digital yang paling efektif untuk UMKM,” ujar Rina Aditya, pakar pemasaran digital dan mentor UMKM binaan Kemenkop UKM.


1. Kue Tradisional Naik Pamor Lewat Cerita dan Estetika

Kue tradisional yang dulunya dianggap “jadul”, kini tampil dengan wajah baru. Pelaku UMKM seperti “Dapur Nona Lia” di Yogyakarta dan “Klepon.id” di Surabaya menggabungkan cerita budaya lokal dan tampilan modern dalam promosi online mereka.

Contohnya, video pembuatan klepon dengan latar musik gamelan dan narasi tentang asal-usul jajanan tersebut berhasil viral di TikTok dengan jutaan tayangan.
Sementara itu, akun Instagram mereka menampilkan kue tradisional dalam kemasan modern dengan tone warna estetik yang menarik generasi muda.

“Kuncinya adalah storytelling dan visual yang kuat. Orang bukan hanya membeli rasa, tapi juga pengalaman budaya,” jelas Rina.

Kampanye digital semacam ini berhasil mengubah persepsi pasar, bahwa kue tradisional bisa sekelas dessert modern dan layak dikoleksi untuk hampers premium.


2. Kue Modern dan Tren Viral di TikTok

Di sisi lain, kue modern seperti korean cake, burnt cheesecake, dan dessert box juga memanfaatkan algoritma media sosial untuk menjangkau audiens luas.
UMKM seperti “Sweetloom”, “LapisNako”, dan “Hana’s Cake” menjadi contoh sukses bagaimana strategi viral marketing dapat mendorong omzet harian hingga puluhan juta rupiah.

Mereka memanfaatkan format video singkat — menonjolkan aesthetic baking process dan satisfying cutting videos — yang disukai pengguna media sosial.
Selain itu, banyak yang menggunakan influencer mikro lokal untuk mempromosikan produk secara organik.

“Konten pendek yang autentik lebih efektif daripada iklan berbayar,” kata Andri Setiawan, pelatih digital marketing UMKM.
“Triknya bukan menjual kue, tapi menunjukkan proses dan kehangatan di balik dapur.”


3. Strategi Digital yang Efektif untuk UMKM Kue

Berdasarkan hasil survei Kemenkop UKM 2025, lebih dari 68% UMKM kuliner kini aktif di media sosial, dengan platform utama:

  • Instagram: 84%
  • TikTok: 72%
  • WhatsApp Business: 65%
  • Facebook Page: 43%

Pelaku usaha kue mengembangkan strategi digital dalam tiga tahap utama:

a. Branding Visual dan Konsistensi

Konten foto dan video dengan warna khas, font, dan logo yang konsisten membangun brand recognition.
Misalnya, Dapur Nona Lia selalu memakai warna hijau pastel dan tagline “Manisnya Warisan Nusantara”.

b. Interaksi dengan Pelanggan

Mereka rutin membalas komentar, mengunggah testimoni, dan membuat polling rasa baru di Instagram Story.
Interaksi ini menciptakan kedekatan emosional yang meningkatkan loyalitas pelanggan.

c. Optimasi Marketplace dan Linktree

Hampir semua UMKM kini menghubungkan akun media sosial mereka dengan marketplace seperti ShopeeFood, Tokopedia, atau GoFood.
Fitur Linktree atau Bio link menjadi jembatan agar calon pembeli bisa langsung bertransaksi.


4. Kekuatan Storytelling dan Keaslian Konten

Bukan hanya soal tampilan, cerita di balik kue juga menjadi senjata ampuh.
Contohnya, Kue Apem Mbok Darmi dari Banyumas viral karena kisah perjuangan pemiliknya yang memulai bisnis dengan modal Rp200.000.
Konten sederhana dengan narasi inspiratif itu diunggah ke TikTok dan ditonton lebih dari 3 juta kali, meningkatkan penjualan hingga tiga kali lipat.

“Orang Indonesia menyukai kisah perjuangan dan nilai lokal. Saat konten jujur, dampaknya bisa luar biasa,” jelas Andri.

Kampanye berbasis nilai ini membantu UMKM kue tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun komunitas pelanggan yang loyal.


5. Kolaborasi dengan Influencer dan Komunitas

Beberapa UMKM kue juga mulai berkolaborasi dengan influencer lokal dan food blogger.
Strategi ini terbukti efektif karena memberikan social proof tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Kolaborasi biasanya berupa review jujur atau challenge video dengan hashtag tertentu.

Selain itu, komunitas pecinta kuliner seperti “Jajan Lokal Movement” turut membantu promosi lintas kota.
Melalui kegiatan offline seperti bazar UMKM dan food festival, brand kecil bisa bertemu langsung dengan pelanggan yang mengenalnya dari dunia digital.


6. Tantangan: Konsistensi Konten dan Kapasitas Produksi

Meski peluang digital besar, pelaku UMKM masih menghadapi beberapa tantangan:

  • Kesulitan membuat konten secara konsisten karena keterbatasan waktu dan SDM.
  • Ketidaksiapan kapasitas produksi ketika viral (over demand).
  • Masih ada yang belum memahami algoritma media sosial.

Pemerintah dan lembaga pendukung seperti BRI UMKM Center dan Shopee UMKM Academy kini aktif memberikan pelatihan digitalisasi agar pelaku usaha bisa lebih siap menghadapi lonjakan pasar online.

“Kami tidak hanya mengajari cara upload konten, tapi juga strategi manajemen pesanan saat viral,” ujar Rina Aditya.


7. Data Keberhasilan Digitalisasi UMKM Kue

Menurut laporan Bank Indonesia 2025:

  • UMKM kuliner digital tumbuh 35% dalam dua tahun terakhir.
  • 1 dari 5 UMKM kue mencatat kenaikan omzet lebih dari 100% setelah aktif di media sosial.
  • Penjualan online menyumbang rata-rata 60% dari total pendapatan mereka.

Data ini menunjukkan digitalisasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan.
UMKM yang adaptif dengan platform seperti TikTok Shop dan Instagram Reels memiliki daya saing jauh lebih tinggi dibanding yang belum go-digital.


8. Studi Kasus: “Klepon.id” dan “Sweetloom”

Klepon.id — UMKM asal Surabaya — menggunakan kombinasi promosi Instagram Reels dan kolaborasi dengan food influencer.
Dengan strategi content series bertema “Klepon Around the City”, mereka berhasil membuka cabang kedua di tahun 2025.

Sementara Sweetloom, produsen cake modern asal Bandung, rutin membuat challenge video seperti “#CakeCutSatisfying”.
Konten mereka viral di TikTok dan mendongkrak pesanan hingga 300% dalam satu minggu.

“Viral bukan kebetulan, tapi hasil konsistensi dan memahami algoritma,” kata pemilik Sweetloom, Cindy Wijaya.


9. Dukungan Pemerintah dan Ekosistem Digital

Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong digitalisasi UMKM melalui program Go Digital Go Global.
Hingga 2025, sudah 22 juta pelaku UMKM bergabung dalam ekosistem digital, termasuk ribuan usaha kuliner rumahan.

Platform seperti PaDi UMKM, GrabMerchant Academy, dan Tiktok for Business Indonesia menyediakan pelatihan pembuatan konten, foto produk, dan strategi customer retention.


Kesimpulan

Fenomena UMKM kue tradisional dan modern yang sukses lewat media sosial membuktikan bahwa kreativitas dan adaptasi digital menjadi kunci utama daya saing.
Dengan modal smartphone, ide menarik, dan konsistensi, pelaku usaha kecil mampu bersaing dengan brand besar.

“Dulu kue dijajakan di pasar, sekarang bisa viral di dunia,” ujar Rina dengan senyum.

Kedepannya, kolaborasi antara teknologi dan cita rasa lokal akan membawa UMKM kuliner Indonesia menuju panggung global — dari klepon hingga korean cake, semua punya tempat di dunia digital.

Related Posts

Perbarindo Siap Salurkan Dana 200 Triliun

Pobesito.com, Indonesia – Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) menyatakan kesiapannya untuk berperan aktif dalam memperkuat perekonomian nasional melalui sinergi dengan pemerintah.Langkah besar ini diwujudkan dengan komitmen salurkan dana 200…

Operasionalisasi Kopdes Merah Putih

Transformasi Ekonomi Desa Lewat Kopdes Merah Putih Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) menegaskan komitmennya mempercepat operasionalisasi Kopdes Merah Putih. Program ini digadang menjadi tonggak penting dalam membangun kemandirian ekonomi desa…

You Missed

IHSG Fluktuatif, Tapi Masih Berpeluang Menguat

IHSG Fluktuatif, Tapi Masih Berpeluang Menguat

BI Prediksi Penjualan Eceran Naik Oktober 2025

BI Prediksi Penjualan Eceran Naik Oktober 2025

UMKM Kue Manfaatkan Media Sosial untuk Naik Kelas

UMKM Kue Manfaatkan Media Sosial untuk Naik Kelas

Rupiah Naik Lima Poin di Akhir Perdagangan

Rupiah Naik Lima Poin di Akhir Perdagangan

Pengguna LRT Jabodebek Capai 7,7 Juta

Pengguna LRT Jabodebek Capai 7,7 Juta

Perbarindo Siap Salurkan Dana 200 Triliun

Perbarindo Siap Salurkan Dana 200 Triliun